Seminggu setelah bulan ramadhan usai, masyarakat Jawa mengadakan suatu tradisi, yakni tradisi kupatan. Didalam tradisi ini diharapkan kita selaku manusia menjadi suci kembali, tanpa memiliki kesalahan di masa kini, masa sekarang, maupun di masa mendatang.
Tradisi kupatan sendiri, awal mulanya dari para wali songo yang ingin menyebarkan ajaran-ajaran islam di pulau Jawa, dalam tradisi kupatan tersebut sebuah lambang janur digunakan sebagai bagian bentuk dari kupat, dan hingga kini lambang kupatan tidak tergantikan.
Kupatan atau ketupat dibentuk dengan pola prisma segi empat, dan diisi dengan beras. Kupatan pun biasanya di sandingkan dengan sayur yang bersantan, tentu adanya kupatan ini diharapkan nilai kebersamaan dan silatuhrahmi antara sesama setelah seminggu ramadhan akan selalu terjaga.
Hingga kini tradisi kupatan masih selalu ada di pulau-pulau Jawa, karena masyarakat di Jawa ingin masih memegang dan memiliki nilai-nilai luhur dalam berperilaku terhadap sesama, selama tradisi kupatan tersebut tidak bertentangan dengan agama, serta bangsa dan negara. Dan, sudah saatnya kita selaku generasi di masa kini untuk selalu melestarikan tradisi kupatan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar