Setelah adanya serangan ulat bulu
di Surabaya beberapa waktu lalu, kini muncul lagi hewan yang meresahkan
masyarakat kota pahlawan tersebut, yakni adanya serangan serangga tomcat.
Ya, kini nama tomcat sedang
diperbincangkan dimana-mana oleh masyarakat Surabaya, bahkan beberapa
masyarakat di Surabaya pun telah
mengalaminya.
Apakah
tomcat itu ?
Sejak muncul adanya tomcat di
Surabaya, kita pun bertanya-tanya apa sebenarnya tomcat itu ? dan dampak apakah
yang diakibatkan, jika terkena tomcat ?
Tomcat ialah sejenis hewan
serangga yang berbentuk seperti semut pada umumnya, namun warna tubuh dari
tomcat pun berselang seling hitam dan oranye, dan dibelakang ujung tubuhnya
terdapat seperti penjepit yang terdiri dari dua ruas, dan disekujur tubuhnya pun
terdiri dari duri-duri tajam yang kecil, sehingga sulit untuk dilihat dengan
secara kasat mata.
Nama tomcat sendiri diambil dari
orang-orang yang menafsirkan dirinya sebagai pesawat tempur F-14, dan nama
tomcat pun merupakan nama pengontrol produk populasi hewan pengerat dan produk
lem semut. Akan tetapi, kebanyakan masyarakat juga memanggil tomcat dengan
sebutan kumbang penjelajah karena dimana tomcat sering menjelajah dan aktif
saat mencari hama. Tak hanya itu saja sebutan tomcat dibeberapa wilayah Indonesia
juga di sebut sebagai semut kanai atau semut kayap.
Jika diperhatikan dengan seksama,
sebenarnya tomcat merupakan serangga yang sangat menguntungkan bagi kehidupan
manusia, terutama bagi para petani untuk memberantas hama. Akan tetapi kini,
tomcat menjadi musuh yang mengerikan bagi semua manusia dikarenakan tomcat
dapat mengeluarkan racun, sehingga membuat tubuh akan terasa sangat perih dan
gatal.
Serangan tomcat ke manusia pun
diyakini sebagai akibat populasi yang tidak seimbang, sehingga serangga yang
memiliki nama latin Paederus fuscipes ini kesulitan dalam mencari makanan, hingga
akhirnya tomcat pun “melampiaskan diri” dengan cara turun dari sawah menuju ke
area perkebunan bahkan apartemen sekalipun, inilah cikal bakal adanya serangan
tomcat di Surabaya.
Wabah tomcat di Surabaya pun memakan banyak korban,
meski tak mematikan namun bisanya (racun) lebih berbahaya dari serangan ular
cobra, bahkan jika terkena gigitannya pun dapat menimbulkan bercak merah dan
sangat gatal sekali, oleh karenanya jangan sampai terkena garukan pula, karena
dengan kita menggaruk maka luka akan semakin lebar dan mengeluarkan cairan.
Oleh karena itu hendaknya jika ada tomcat hinggap
di tubuh kita, hendaknya kita menyentilnya bukan memukulnya, lalu setelah itu
kita harus mencuci tangan kita dengan sabun. Kita pun tidak diperbolehkan
memukulnya karena dengan kita memukulnya, maka cairan yang ada di tubuh tomcat
akan keluar, sehingga kulit menjadi panas dan berangsur-angsur menjadi merah
seperti penyakit kulit herpes.
Untuk itulah sudah saatnya kita dapat mencegah
terjadinya tomcat di sekitar kita, dan jika ada di sekitar kita yang menemukan
tomcat hendaknya jangan terlalu takut dan panik berlebihan. Dan bolehlah kita
waspada dengan cara menyemprotkan zat-zat pestisida di sekitar rumah kita, agar
wabah tomcat tidak semakin meluas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar