Hari ini, tanggal 23 Juli diperingati sebagai Hari Anak Nasional (HAN). Dimana dengan adanya Hari Anak Nasional ini, diharapkan anak-anak di Indonesia dapat menjadi sebagai anak-anak yang cerdas dan berguna, bagi bangsa dan negara di masa mendatang. Dengan adanya HAN ini pula, setidaknya kita diingatkan lebih sayang dan peduli terhadap anak-anak.
Kenyataan yang berbeda.
Akan tetapi, disaat ini anak-anak di Indonesia kondisinya sangat cukup memprihatinkan, dan sudah seharusnya kita makin lebih peduli terhadap mereka, karena jangan sampai kebahagiaan dan keceriaan yang ada didalam diri mereka menjadi sebuah kegelisahan dan kesedihan didalam setiap langkahnya, dan kita semua wajib memberikan yang terbaik untuk anak-anak kita, sehingga tidak terjadi hal yang makin buruk di kemudian hari, dan inilah penyebab-penyebab anak-anak di Indonesia mengalami suatu kemunduran, antara lain :
1.Kurangnya gizi di suatu daerah. Dalam hal ini, kita perlu prihatin atas anak-anak yang tinggal di suatudaerah yang terpencil, dimana asupan gizi sangat sedikit untuk di konsumsi, padahal kita tahu sendiri bahwa pemberian gizi kepada anak-anak sangatlah penting, untuk sebagai daya pikir mereka dan untuk kekebalan tubuh mereka, agar terhindar dari segala penyakit. Kita pun menyayangkan sikap dari orang tua mereka, dimana air tajin digunakan sebagai pengganti susu, hal ini jelaslah salah besar karena didalam air tajin tak mengandung asupan gizi. Melihat hal ini seharusnya pemerintah segera memberikan penyuluhan kepada daerah-daerah yang tertinggal, dan memberikan kemudahan dalam harga bahan pokok yang mengandung gizi, untuk mendapatkan kesehatan didalam jiwa raga mereka, yang membuat mereka menjadi cerdas.
2.Adanya teknologi yang menimbulkan dampak negatif. Hal ini sangat jelas, karena teknologi yang negatif akan dapat menimbulkan mental anak bangsa kita menjadi rusak. Kita lihat adanya situs-situs internet, yakni (maaf) situs porno yang mudah di akses siapa saja, bahkan anak sekarang rasa ingin tahunya lebih besar. Teknologi pun tak bisa disalahkan, karena meski berdampak negative, teknologi juga bisa berdampak kepada hal yang positif. Disini peran orang tua tidak serta merta melarang dan membatasi anak, sehingga apabila dilarang sepenuhnya, maka anak pun semakin nekat, orang tua pun perlu membekali mereka dengan nilai agama dan nilai budaya yang sesuai dengan bangsa kita. Disini juga, para orang tua harus lebih kritis dan lebih paham tentang teknologi daripada anak, jangan sampai orang tua mendapat julukan sebagai orang tua yang gaptek (gagap teknologi), karena tidak bisa menggunakan suatu teknologi. Peran pemerintah juga diharapkan ikut serta untuk membuat situs-situs di internet yang mendidik dan menghibur, agar para anak-anak sangat terhibur dengan kehadiran teknologi, misal memberikan situs tentang sejarah Indonesia, dongeng yang diselingi gambar-gambar lucu dan menarik, materi pelajaran di sekolah, dan sebagainya.
3.Tak ada lagi acara hiburan untuk anak. Saat ini berbeda sekali dengan era 90 an, yang mana saat itu banyak sekali acara hiburan untuk anak, salah satunya ialah lagu untuk anak-anak. Kini lagu anak-anak sudah tidak ada di acara-acara televisi, bahkan penyanyi anak-anak pun tidak ada. Ironis memang, padahal dengan sebuah lagu, anak-anak akan mengikuti alunan iramanya dengan riang dan gembira, sesuai dengan karakteristik mereka yang masih polos. Kebanyakan dari mereka sekarang, mereka semua menyanyikan lagu tentang cinta, yang mana lagu tersebut kurang cocok untuk didengarkan dan dinyanyikan sesuai dengan usia mereka. Para orang tua perlu memberikan suatu arahan lagu yang baik, misalnya dengan memutar dan menyanyikan kembali lagu anak-anak dimasa lalu, dan pemerintah perlu menggandeng dan mengajak stasiun televisi yang bersangkutan, untuk menayangkan kembali acara anak-anak, agar mereka memiliki hiburan yang bermanfaat.
4.Hilangnya permainan tradisional. Zaman sekarang kebanyakan dari mereka senang sekali menghabiskan waktu mereka dengan bermain alat modern di rumah, misalnya bermain playstation. Hal ini tidak salah dan keliru, akan tetapi bila anak cenderung bermain dengan cara demikian, maka sikap mental anak akan menjadi individualistis (menyendiri). Padahal kita tahu, bahwa setiap mahkluk hidup harus selalu hidup berkelompok, dengan hidup berkelompok kita mengajarkan anak kita untuk bermain gobak sodor, bermain kelereng, dan sebagainya. Diharapkan dengan bermain seperti ini akan melatih kebersamaan, kecekatan, dan kekompakan bersama teman-temanya.
5.Banyaknya Human Trafficking (perdagangan manusia) yang melibatkan mereka. Adanya himpitan faktor ekonomi, membuat anak-anak saat ini rela dijadikan sebagai pemuas nafsu belaka, makin sulit dalam mencari kebutuhan hidup, orang tua bahkan para lelaki hidung belang memanfaatkan mereka semua untuk menggeruk keuntungan. Setidaknya dalam hal ini orang tua harus dapat menjaga nama dan martabat seluru keluarganya, sedangkan dari peran pemerintah perlu ditegakkan adanya undang-undang yang benar dan sesuai, dan kalau perlu diberikan hukuman yang setimpal. Dengan adanya Human Trafficking ini, dapat mengakibatkan anak-anak kita masa depannya menjadi suram, dan bisa jadi di dalam jiwa mereka akan enggan untuk menikah.
Itulah beberapa hal, yang mengakibatkan anak-anak bangsa kita mengalami kemunduran, peran orang tua perlu untuk terus di berlakukan, dengan lebih memberikan sikap peduli dan kasih sayang kepada mereka. Peran pemerintah juga diharapkan selalu ada, untuk dapat membina dan mencerdaskan mereka semua. Kini, marilah kita jadikan Hari Anak Nasional tahun 2011 ini sebagai kebangkitan anak-anak Indonesia yang sedang terpuruk.
Dirgahayu Hari Anak Nasional.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar